Monday, September 14, 2009

KERAMAT



Pemain :
Poppy Sovia
Migi Parahita
Sadha Triyudha
Miea Kusuma
Dimas Projosujadi
Diaz Ardiawan
Brama Sutasara
Sutradara :
Monty Tiwa
Penulis :
Monty Tiwa

Jumat sore pekan kemarin , sebelum saya berkemas untuk menuju bandung untuk pulang beristrahat dari aktifitas sehari-hari saya di sebuah EO di Jakarta , saya iseng melihat jadwal film mencari bahan tontonan di bioskop pada akhir minggu . Tidak berapa lama saya melihat judul film KERAMAT, apa ini ? Another Indonesian horror movie ? Again ? Tapi entah kenapa , saya malah coba browsing di youtube mencari trailer dari film ini .



Hmmmm, agak sedikit mengingatkan dengan film jaman dulu Blair Witch Project dan Cloverfield sih , tapi entah kenapa ada chemistry yang terbangun , tidak banyak film Indonesia yang bisa bikin saya kepikiran untuk menonton seperti ini, bisa dihitung dengan jari contohnya ADA APA DENGAN CINTA , BERBAGI SUAMI , GIE, LASKAR PELANGI dan.....mmmm, yap that's it.
Ya, sudah akhirnya dengan berbagai perjuangan mengajak seorang teman untuk menonton, lalu sayapun menuju BIP sabtu malam kemarin dan membeli tiket nonton pukul 21.45 , pas banget , biar makin malam, makin khusyuk nontonnya. hehehe.
Filmpun dimulai , penonton pun disuguhkan dengan gaya kamera dokumenter ala reality show yang lagi rame mengisi layar kaca di tv nasional kita . Dialog yang keluarpun sangat bebas , ditambah akting yang lebih natural dari para pemainnya membuat saya seolah-olah berada diantara mereka , ini adalah efek yang biasa ditimbulkan dari film-film bergaya seperti ini, penonton seolah-olah ikut merasakan experience yang sama dengan karakter di film .
Efek yang timbul ditambah gaya pengambilan orang pertama inilah yang kemudian membuat penonton ikut tegang , deg-degan ,terkaget-kaget setiap kamera mulai mengarah pada sudut-sudut tertentu pada setting film .
Tidak adanya suara latar , seperti musik yang biasa jadi kuncian mengiringi untuk membangun suasana dan mood pada film, terutama film horror , tidak mengurangi ketegangan yang ada . Suara nafas , jangkrik , derit pintu , orang tersengal , teriakan justru semakin membuat anda semakin merasakan kondisi si pemainnya , kita dibuat stress, capek dan marah juga.
Saya justru merasa ada sedikit ( sedikit saja lho ) ganjelan pada cerita , yang diawalnya saya berpikir akan berpusat pada Migi , dari orang yang tiba-tiba menggedor pintu mobil , kerasukan si nyi yang saya lupa namanya , malah ternyata menitip pesan alam rusak gara-gara ulah manusia, buat saya pribadi agak kejauhan . Saya pikir yang terjadi kemudian mungkin akan mencari ada apa dengan keluarga leluhur Migi , bukannya tentang bencana alam , dan keseluruhan kejadian ini terjadi pada kru film yang akan bikin film di jogja.
Mungkin pesan bencana alam itu baik dan aktuil dengan isu sekarang, tapi mungkin biar lebih terintegrasi mungkin bisa saja kejadian ini terjadi pada sebuah kelompok kecil Surveyor pertambangan dari perusahaan ternama yang pemiliknya merusak tanah leluhurnya sendiri dan biar nyambung dengan dokumentasi sekali lagi mungkin bisa saja mereka lagi dalam proses pembuatan iklan komersil atau video company profile buat korporat perusahaan tambang tersebut. Tidak ujug-ujug bikin film kerasukan trus ada leluhur nitip pesan alam rusak karena manusia, ngga usah kerasukan arwah leluhur juga kru filmnya juga udah tahu dari nonton film INCOVINIENT TRUTHnya Al-Gore.
Intinya Film ini oke, bagus dan menarik , saya akan mengajak orang dan OB dikantor saya untuk nonton bareng lagi , sekalian saya mau minta diterjemahin semua dialog bahasa Jawa disitu ( sayang sekali tidak ada teks terjemahan bahasa Jawa di film itu), penonton khan tidak semuanya orang Jawa. Tapi tetap yang jadi pertanyaan buat saya , jadi si Migi udah gitu aja ?

cardocardocardo@yahoo.com
www.behance.net/RicardoSitumorang/frame